Sabtu, 31 Mei 2014

JENIS-JENIS METODE PENELITIAN EKSPERIMEN

1.      Pre-Experiment
Pre-Experiment digunakan untuk melakukan studi pendahuluan, sebelum dilakukan eksperimen sebenarnya atau quasi eksperimen. Desain pre-experiment terbagi menjadi 2 kelompok yaitu :
a.       Desain kelompok tunggal dengan pretes-postes
T1 X T2
·         Memilih sekelompok subjek untuk sample
·         Mengadakan pretes (T1)
·         Mencobakan/memberikan perlakuan (X)
·         Mengadakan postes (T2) setelah melakaukan perlakuan
·         Mencari rata-rata skor dan simpangan baku baik dari T1 maupun dari T2 => membandingkan keduanya
·         Menguji perbedaan rata-rata dengan uji-t
b.      Desain kelompok tunggal dengan desain waktu
T1.1 T1.2 T1.3 T1.4 X T2.1 T2.2 T2.3 T2.4
·         Penggunaan dan pelaksanannya sama dengan nomor 1.1
·         Kecuali dalam tes (baik prostes maupun postes) dilakukan beberapa kali dalam serangkaian waktu pelaksanaan







2.      True-Experiment
Yaitu ekperimen yang memiliki ciri-ciri eksperimen seperti manipulasi variabel, kontrol, penugasan rondom dan perlakuan (treatment)
True-Experiment terbagi menjadi 3 kelompok yaitu:
a.       Desain pretes-postes menggunakan kelompok kontrol dengan penugasan rondom
T1 X T2
T1     T2
·         Memilih subjek yang mempunyai latar belakang sama (homogen) melalui pemilihan secara random
·         Secara random, setiap subjek dimasukkan kekelompok eksperimmen (Se) atau ke sekelompok kontrol (Sk)
·         Mengadakan pretes (T1) terhadap Se untuk memperoleh skor T1e, dan terhadap Sk untuk memperoleh skor T1k
·         Memberi perlakuan terhadap Se misalnya diajar dengan metode baru yang dieksperimenkan
·         Terhadap Sk dapat dilakukan pengajaran dengan materi yang sama dengan materi lain, bukan dengan metode yang sedang dieksperimenkan
·         Mengadakan postes untuk memperoleh skor baik T2e maupun skor T2k
·         Dengan menggunakan metode statistika dicari perbedaan rata-rata antara T1  dan T2 baik dari Se maupun Sk (misalnya: melakukan analisis kovariansi)
·         Untuk memperbesar ketelitian pelaksanaan eksperimen, penggunaan desain ini dapat dimodifikasi dengan menggunakan lebih dari satu kelompok eksperimen
b.      Desain Solomon
·         Dilakukan dengan menggunakan 4 kelompok
·         Dua kelompok pertama terdiri dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang mengalami pretes (T1)
·         Sedangkan 2 kelompok lain tidak dilakukan pretes, baik sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
·         Penempatan subjek pada masing-masing dilakukan dengan penugasan random
R T1 X T2
R T1  T2
   T1 X T2
   T1     T2
·         Analisis statisatik dilakukan untuk mencari perbedaan rata-rata (D) antara T1 dan T2, baik dari kelompok dari eksperimen pertama maupun yang kedua
·         Sedangkan D dari kelompok ketiga dan keempat diperoleh dengan menghitung perbedaan antara T1 dan T2, dimana T1 kelompokketiga dan keempat diperoleh T1 dan T2 kelompok pertama, dengan catatan dengan jumlah subjek pada keempat kelompok itu sama.
·         Hal ini depertimbangkan karena pengambilan sempel dilakukan secara random maka diduga skor T1 pada kelompok pertama dan kedua akan sama dengan skor T1 yang mungkin akan diperoleh dari kelompok ketiga dan keempat, meskipun dua kelompok yang terakhir itu tidak mengalami T1.
·         Hasil perhitungan terhadap perbedaan (D) selanjutnya dilakukan dengan pengujian statistik, seperti menggunakan uji t untuk variabel tergantung, atau palanned analisis
·         Maksud pengujian itu adalah untuk membuat perbandingan D1-D2,D3-D4, dan (D1-D2) – (D3-D4)
·         Penggunaan desain solomon ini memiliki validatas yang sama dengan penggunaan desain 2.1, dengan nilai tambah dengan mengontrol pengaruh pencemaran efek interaksi testing dan X
·         Mengapa demikian, sebab dengan desain ini, bila ternyata perbandingan antara (D1-D2) – (D3-D4) itu ada perbedaan yang signifikan, maka diasumsikan perbedaan itu disebabkan karena efek interaksi testing dan X
·         Bila tidak, maka berarti perlakuan (X) telah memberi pengaruh terhadap variabel terikat.
c.       Desain dengan kelompok kontrol tanpa res tes
Penggunaan desain ini hanya melakukan postes baik terhadap kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Penempatan subjek dalam kelompok dilakukan masing-masing dilakukan dengan penugasan random.
R X T2
R     T2
·         Menugaskan setiap subjek pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol secara random
·         Melaksanakan eksperimen terhadap kelompok eksperimen
·         Mengadakan tes baik terhadap kelompok eksperimen maupun kelompok pembanding
·         Mencari perbedaan rata-rata antara skor T2e dan skor T2k dengan metode statistika: untuk meilhat apakah perbedaan tersebut signifikan atau tidak



      
3.      Quasi- eksperiment
Dalam quasi eksperimen tidak dilakukan penugasan random, tapi menggunakan kelompok yang telah ada (intact group).  Digunakan, bila ada hambatan melakukan penugasan random dan/ atau bila dilakukan penugasan random akan merusak kealmiahan situasi kelompok, sedangkan kealmiahan kelompok sangat penting dalam manipulasi variabel.
Quasi-ekperimen terbagi menjadi 3 yaitu :
a.       Desain pretes-postes menggunakan kelompok kontrol tanpa penugasan random
T1   X  T2
------------
T1        T2
·         Pelaksanaan kuasi-ekperimendengan desain ini sama dengan desain 2.1
·         Perbedaan satu-satunya adalah dalam kuasi eksperimen tidak dilakukan penugasan random
·         Oleh sebab itu, pada desain 2.1 semua pencemar kavalidan internal dapat dihindari, maka dalam desain ini pencemar yang terkait dengan akibat pemilihan subjek yang bias, seperti interkasi antara pemilihan subjek dengan kematangan dan sebagainya, tidak dapat terkontrol
·         Selain itu, kemungkinan tak terhindarinya pencemar regresi statistik akan ada, terutama bila jumlah subjek pada masing-masing kelompok tidak sama
·         Oleh sebab pelaksanaan kuasi-eksperimen dengan desain ini sama dengan desain 2.1, maka bagannya pun sama juga, kecuali tidak menggunakan penugasan random, yang ditimbulkan dengan “tanpa R”
b.      Desain rangkain waktu dengan kelompok kontrol
T1.1  T1.2  T1.3  T1.4 X T2.1  T2.2  T2.3 T2.4
--------------------------------------------------------
T1.1  T1.2  T.13  T1.4 X T2.1  T2.2  T2.3  T2.4
·         Menentukan sampel baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol
·         Mengadakan serangkaian tes dalam serangkaian waktu baik terhadap kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol ; baik sebelum maupun sesudah eksperimen
·         Mencatat data (skor) dalam bentuk tabel rangkaian waktu
c.       Desain counterbalance
·         Desain counterbalance dikenal juga dengan nama ‘desain rotasi”, “crossover” dan switchover”
·         Digunakan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan desain yang tidak menggunakan penugasan random, terutama jika anggota sampel terbatas, tidak menggunakan pretes, dan yang dites lebih darisatu variasi X
·         Pelaksanaan dilakukan dengan mengambil dua kelompok atau lebih dan setiap kelompok diberi perlakuan beberapa kali sesuai dengan jumlah kelompok secara bergantian. Sehiingga satu kelompok mengalami satu jenis perlakuan.
·         Dari bagan dapat dilihat, masing-masing kelompok mengalami setiap jenis perlakuan
Kelompok A         XaT1               XbT2
                              ------------------------
Kelompok B          XbT2               XaT1
                        Langkah-langkah desain counterbalance yaiitu:
·         Menetapkan dua kelompok atau lebih untuk eksperimen. Misalnya ekperimen tentang efektifitas dua macam metode mengajar, tiap metode diekperimenkan masing-masing dua kali, sekali pada kelompok pertama dan sekali pada kelompok kedua
·         Melakukan eksperimen sebagaimana yang dijelaskan pada butiran a
·         Mentes setiap kelompok, masing-masing setelah diberi setiap jenis perlakuan
·         Mencari perbedaan rata-rata; kemudian dilihat apakah perbedaan itu signifikan atau tidak
·         Untuk meningkatkan montrol terhadap validitas desain ini, dapat digunakan lebih dari dua kelompok
·         Misalkan akan diteliti empat macam metode mengajar (a. Ceramah b. Diskusi c. Pengajaran berprogram dan d. Sistem modul)
·         Dengan counterbalance, setiap kelompok akan mengalami eksperimen dari keempat macam metode tersebut, sehingga baga desain akan berken=mbang seperti bagan berikut :
Ø  Kelompok A         XaT1   XbT2   XcT3   XdT4
Ø  Kelompok B          XbT2   XdT4   XaT1   XcT3
Ø  Kelompok C          XcT3   XaT1   XdT4   XbT2
Ø  Kelompok D         XdT4   XcT3   XbT2   XaT1
·         Setelah dilakukan tes terhadap setiap kelompok sebagai mana digambarkan pada bagan diatas
·         Selanjutnya dicari rata-rata dari tiap kelompok
·         Kemudian dicari perbedaan rata-rata dari masing-masing skor, untuk menetapkan suatu jenis metode yang terbaik diantara keempat metode diatas
d.      Desain faktorial
·         Apabila pada desain sebagai diuraikan pada bagian terdahulu, penelitiannya hanya memperhatikan dan menganalisis variabel eksperimen (X), baik menggunakan kemolpok kontrol ataupun tidak menggunakna kelompok kontrol
·         Pada desain faktorial memungkin dapat digunakan, diamati serta dianalisis berbagai pengaruh dari dua atau lebih variabel secara bersamaan
·         Hal ini dapat memungkinkan untuk dilihat sesuatu  proses lebih mendekati keadaan yang sebenarnya sehingga dapat dinilai secara serentak dari berbagai akibat dari setiap X (variabel eksperimen)
·         Desain faktorial disamping dapat digunakan dalam kuasi eksperimen, dapat pula digunakan dalam eksperimen selanjutnya, maka dilakukan penugasan random
Adapun bagan desain empat kelompok dengan empat variable eksperimen
      X1T1               X2T2
      X3T3               X4T4
·         Misalnya akan diteliti dua macam efektifitas atau metode/ sistem pengajaran individual (pengajaran modul dan pengajaran berprograma) dengan dua variasi waktu pelaksanaan setiap kali pertemuan (90 menit dan 80 menit)
·         Untuk melihat sampai sejauh mana pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dalam suatu bidang tertentu
Adapun langkah-langkah eksperimen sebagai berikut :
·         Memilih subjek sebagai sampel penelitian sebanyak empat kelompok yang diambil secara acak (random)
·         Setiap kelompok diberi perlakuan, masing-masing dengan satu jenis variabel eksperimen X (kelompok dengan X1 sistem pengajaran 90 menit; kelommpok dua dengan X2 sistem modul 80 menit;  kelompok 3 dengan X3 pengajaran berprograma 90 menit; dan keolompok empat dengan X4 pengajaran berprograma 80 menit)
·         Setelah eksperimen, diadakan tes untuk memperoleh skor dari setiap subjek dalam kelompok masing-masing sesuai dengan jenis variabel X-nya
·         Membuat analisis statistik faktorial (analisis variasi factorial => R.A.Fisher) dengan terlebih dahulu mencatat data dalam bentuk tabel melalui model tabel pengolahan skor test desain faktorial